Teman Spesial

Saya ingin bercerita tentang seorang teman yang saya miliki. Namanya Raffi. Saya menyebutnya teman spesial. Kami kenal sejak tahun 2009, kami pernah sekelas saat kelas 4 SD. Hanya satu tahun saya kenal dengan dia, tahun depannya  dia pindah sekolah. Sejak saat itu, kami tidak pernah lagi bertemu tapi dia selalu ada di pikiran saya.

Lima tahun kemudian, kami yang waktu itu sudah berseragam putih biru berpapasan di jalan, siang hari sepulang dari melaksanakan Ujian Nasional. Hanya 5 menit, rasa rindu yang saya bendung selama 5 tahun akhirnya terbayar. Ia sempat meminta nomor ponsel saya, tapi sayangnya saat itu saya sudah memiliki pacar. Saya takut bila saya memberikannya nomor, hubungan saya dengan pacar saya bisa rusak. Karena, saya masih memiliki perasaan untuk Raffi. Yang waktu itu ada di benak saya adalah "ah sudahlah, kalau jodoh pasti nanti bertemu lagi".

Bulan berganti bulan, Tahun berganti tahun. Sampailah kami di penghujung tahun 2021. Di malam minggu yang dingin saat turun hujan, dia mengirimi saya DM mengajak bertemu. Betapa kagetnya saya, setelah berdiskusi beberapa lama, kami memutuskan bertemu 2 hari kemudian. 

Kami bertemu di sebuah Cafe dekat rumahnya, saya berjalan masuk dan memesan matcha milkshake. Saya sempat duduk di kursi kayu panjang dekat pintu masuk, lalu saya menengok ke kiri dan dia melambaikan tangannya, ternyata dia sengaja datang duluan. Saat itu, sambil melambaikan tangan balik dan berjalan menghampirinya, perasaan saya campur aduk. 

Kami akhirnya bisa mengobrol cukup lama dan menanyakan kabar satu sama lain. Kebetulan, kami berdua berstatus single. Masing-masing dari kami berpacaran 3 tahun dan saya sudah setahun putus, sedangkan dia baru putus 3 bulan lalu. Malam itu, dia seperti mengobrak abrik hati saya dan mencari serpihan perasaan yang sudah saya simpan dengan rapih selama 12 tahun terakhir.

Setelah pulang dari Cafe, perasaan campur aduk tadi berubah menjadi perasaan senang. Hanya perasaan senang. Sudah 10 hari setelah kami bertemu, dan sekarang kami masih mengobrol via Whatsapp. Saya sangat menyukai hubungan kami dengan segala baik dan buruknya. Saya tidak menaruh ekspektasi tinggi akan hubungan ini, saya sudah cukup senang bisa bertemu lagi dengannya, mengobrol dan membuatnya tertawa. Saya hanya berharap agar tidak sakit hati lagi. Saya belum meminta dia menjadi pacar apalagi suami saya, karena saya pun tidak tau apakah dia orang yang terbaik menurut Tuhan atau bukan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertemuan Kedua

Gagal Lagi

New Plan (?)